Selasa, 30 April 2019

6 Kebiasaan Orang-Orang yang Tidak Efektif

Oleh Adhika Dwi Pramudita | Studentpreneur – Sen, 17 Feb 2014
Jika Anda Berpikir masih ada banyak waktu, maka pasti Anda sudah kehilangan banyak waktu berharga.
Pernahkah Anda bertanya mengapa waktu berlalu cepat sekali? Pasti semua orang pernah mengalaminya. Kebanyakan orang tidak ingat bagaimana mereka menghabiskan banyak waktu mereka. Hal ini sangat sering terjadi terutama seusai liburan. Tidak efektif dalam hidup maupun pekerjaan akan mempengaruhi performa Anda. Belum lagi pekerjaan dan bisnis yang bisa jadi berantakan karena hal tersebut. Berikut adalah 6 kebiasaan yang selalu dilakukan oleh orang-orang yang tidak efektif.

Tidak punya tujuan
Akar dari ketidak-efektifan seseorang selalu disebabkan oleh tidak adanya tujuan. Tanpa tujuan maka dapat dipastikan seseorang akan kebingungan dan berjalan tanpa arah, bahkan bisa juga menyebabkan seseorang untuk berhenti. Hal ini juga membuat kebanyakan orang tidak dapat menentukan prioritas aktivitas yang harus dikerjakan lebih dahulu. Secara sederhana, set goal, finish it, and repeat.

Mengkonsumsi lebih banyak daripada yang bisa dihasilkan
Sering menghabiskan banyak waktu untuk kumpul-kumpul ataupun menghabiskan banyak uang hanya untuk makan enak adalah kebiasaan yang paling sering dijumpai pada orang-orang yang tidak efektif. Selain itu mereka juga berpikir terlalu lama sehingga membuang banyak waktu berharga, lebih parah lagi kalau terlalu banyak memikirkan hal-hal negatif yang dapat terjadi.

Bergantung pada “multi-tasking” untuk menghemat waktu
Banyak orang berpikir mengerjakan lebih dari 1 hal dalam waktu bersamaan akan membuat mereka menjadi lebih efektif. Namun kenyataannya hal itu menjadikan mereka tidak fokus dan justru malah memakan waktu lebih lama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Kecuali kalau Anda merasa Superman, lebih baik Anda menyelesaikan satu hal sebelum berusaha menyelesaikan hal lainnya.

Tidak melakukan organisasi dengan baik
Orang-orang yang tidak efektif pasti akan menghabiskan banyak waktu dalam mengerjakan segala hal karena mereka tidak memiliki keahlian berorganisasi yang baik. Inilah alasan mengapa mengikuti organisasi itu sangat penting sejak usia masih muda. Namun jangan sampai menghabiskan waktu berlebihan di organisasi karena alasan absensi atau rasa bangga terhadap institusinya karena hal ini justru akan menjadikan seseorang kembali tidak efektif.

Menganggap komunikasi sebagai jalur satu arah
Seringkali orang bingung mengapa mereka tidak dapat menyelesaikan satu masalah ataupun memotivasi orang lain. Hal ini merupakan salah satu masalah terbesar yang dialami oleh semua orang. Kebanyakan mereka yang mengalami masalah komunikasi terbesar adalah mereka yang hobinya suka berbicara. Mereka tidak akan membuat percakapan itu hidup jika hanya salah satu orang saja yang berbicara, sedangkan yang lain hanya mendengarkan saja.

Mengharapkan orang lain untuk membantu
Ketika mendapat pekerjaan baru yang belum dikuasai, banyak orang mengharapkan akan ada orang lain yang datang untuk membantu mereka. Hal inilah yang membuat mereka menjadi malas untuk mempelajari hal baru tersebut. Akhirnya yang terjadi adalah mengerjakan semuanya di menit-menit terakhir. Dalam dunia kerja, kita akan kesulitan menemukan senior yang dengan berbaik hati membantu kita menyelesaikan tugas. Ingat saja bahwa mereka juga sedang kesulitan mengerjakan tugasnya.

Rabu, 18 Desember 2013

Kenapa Personal Relationship Sangat Berpengaruh untuk Anda



Editor’s Note : Artikel ini ditulis oleh Reid Hoffman, founder Linkedin dan dipublish di Linkedin.

Tidak perduli seberapa bagus pemikiran atau strategi Anda,  jika bermain solo, Anda akan selalu kalah terhadap sebuah tim.
Relationship berpengaruh karena orang-orang yang menghabiskan waktu bersama Anda akan membentuk siapa Anda sekarang dan nanti. Behavior and beliefs are contagious
Cara tercepat untuk mengubah diri Anda adalah dengan berkumpul bersama orang-orang yang memiliki sifat yang ingin Anda miliki.
Riset menunjukkan bahwa sebuah tim dalam dunia bisnis cenderung memiliki performa sama setingkat dengan anggota tim yang paling jelek

Walaupun Anda sadar bahwa akan tetap dalam versi beta selamanya, atau perusahaan Anda sudah menghasilkan sebuah competitive advantage, atau Anda sudah mengantisipasi apapun yang terjadi terhadap karir Anda  – walaupun Anda sudah melakukan semua itu, jika ANDA MELAKUKANNYA SENDIRIAN, Anda tidak akan bisa mencapai potensi maksimum dari tujuan Anda.
Para profesional kelas dunia membangun jaringan untuk membantu mereka dalam menghadapi dunia. Tidak perduli seberapa bagus pemikiran atau strategi Anda,  jika bermain solo, Anda akan selalu kalah terhadap sebuah tim. Para atlit membutuhkan pelatih, anak yang cerdas membutuhkan orang tua dan guru, para sutradara membutuhkan produser dan aktor, politisi membutuhkan penyandang dana dan pembuat strategi, ilmuwan membutuhkan partner di lab dan mentor. Ben membutuhkan Jerry. Steve Jobs membutuhkan Steve Wozniak.
Tentunya terlihat bahwa kerjasama tim menghasilkan sesuatu yang lebih baik di dunia startup. Hanya sedikit startup yang didirikan oleh satu orang. Semua orang dalam komunitas entrepreneur setuju bahwa menciptakan tim yang bertalenta adalah hal yang sangat penting.
Sama seperti entrepreneur yang selalu merekrut dan membangun tim yang berisi orang-orang hebat, Anda juga harus selalu berinvestasi dalam profesional network untuk mengembangkan startup yang menjadi karir Anda.
Secara sederhana, jika Anda ingin mempercepat perkembangan karir Anda, Anda membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain.
Hubungan dengan orang lain sangat penting untuk karir Anda, tidak perduli organisasi apapun yang Anda ikuti atau tingkat senioritas Anda, karena setiap pekerjaan pada akhirnya mengharuskan interaksi dengan orang lain. Faktanya, kata “company” berasal dari bahasa Latin cum dan pane yang artinya ‘mematahkan roti bersama-sama.’ Bahkan kalau Anda adalah seorang  solo software developer, Anda harus tetap bekerjasama dengan orang lain pada titik tertentu, jika ingin membuat produk yang benar-benar akan digunakan orang lain. Amazon, Boeing, UNICEF, dan Whole Foods, semuanya merupakan organisasi yang berbeda, tapi semuanya adalah people organization. “People”-lah yang mengembangkan teknologi, menulis perencanaan, dan berdiri di balik logo perusahaan.
People adalah sumber daya utama
Sebagai contoh, pertemanan yang sudah berlangsung lama antara saya dan Peter Thiel, yang dimulai sejak kuliah, adalah hal yang menghubungkan saya dengan PayPal. Tanpa hubungan ini, Peter tidak akan pernah menghubungi saya tentang kesempatan yang bisa mengubah hidup saya itu. Sama halnya saat saya mereferensikan Sean Parker dan mark Zuckerberg pada Peter saat masa-masa awal pendanaan Facebook. Dalam aliansi seperti itu, sumber daya mengalir dari kedua belah pihak.
People juga bertindak sebagai gatekeeper. Jeffrey Pfeffer, professor dalam bidang organizational behavior di Stanford, menemukan fakta yang menunjukkan bahwa dalam hal promosi, hubungan yang kuat dan baik dengan bos Anda lebih berpengaruh dibandingkan dengan kompetensi. Ini bukan tentang nepotisme atau politik (walau kadang memang benar). Ada penjelasan yang bagus: seseorang yang kurang berkompetensi tapi berhubungan baik dengan orang lain dan berkontribusi dalam sebuah tim bisa berpengaruh lebih baik pada perusahaan daripada seseorang yang 100 persen kompeten tapi tidak bisa bekerja dalam tim.
Akhirnya, relationship berpengaruh karena orang-orang yang menghabiskan waktu bersama Anda akan membentuk siapa Anda sekarang dan nanti. Behavior and beliefs are contagious, Anda bisa dengan mudah “menangkap” keadaan emosional teman Anda, mengikuti aksi mereka, dan menyerap nilai-nilai yang mereka miliki seolah-olah menjadi milik Anda. Jika teman Anda merupakan orang-orang pekerja keras, kemungkinan Anda juga memiliki sifat yang sama. Cara tercepat untuk mengubah diri Anda adalah dengan berkumpul bersama orang-orang yang memiliki sifat yang ingin Anda miliki.

Di samping fakta bahwa tidak ada hal penting yang dilakukan sendirian, kita masih hidup dalam budaya yang mengagungkan “hero”. Jika Anda melakukan survey tentang kenapa perusahaan seperti General Electric bisa sebesar sekarang, maka kemungkinan Anda akan mendengar tentang Jack Welch, tapi tidak sedikitpun tentang tim yang dia bangun. Serta jika Anda bertanya tentang cerita karir seseorang seperti Jack Welch, maka Anda akan mendengar bahwa dia bisa mencapai puncak karena kerja keras, kepandaian, dan kreativitas.
Umumnya, segala jenis atribut individual membumbui penjelasan tentang kesuksesan seseorang. Buku-buku yang menjanjikan perubahan hidup masuk dalam rak “self-help”. Seminar yang menjanjikan untuk mengajarkan cara menjadi sukses dikategorikan dalam personal development. Sekolah bisnis jarang mengajarkan kemampuan relationship building. Semuanya tentang saya, saya dan saya. Kenapa kita jarang membicarakan tentang teman, sekutu, dan kolega yang membentuk diri kita sekarang?
Sebagian karena cerita tentang orang yang membangun kesuksesannya sendiri merupakan cerita yang menarik
Cerita yang bagus memiliki awal, tengah, dan akhir, serta drama, penyebab masalah, seorang pahlawan, dan seorang penjahat. Lebih mudah menceritakan sesuatu dengan mengabaikan pemeran yang lain. ”Superman dan 10 rekannya” lebih sulit diucapkan jika dibanding ”Superman.” Kita terus menceritakan cerita seperti ini sejak berabad-abad lalu. Benjamin Franklin sendiri menciptakan dengan indah Autobiografinya sendiri sebagai sebuah pelajaran penting tentang self-making. Orang Amerika cenderung menyukai cerita tentang self-made-man karena mereka adalah negara yang memiliki idola seperti John Wayne dengan individualismenya.
If you study the life of any notable person, you’ll find that the main character operates within a web of support
Tapi narasi yang ada cenderung terlalu menyederhanakan kenyataan. Faktanya, jaringan yang dimiliki Benjamin Franklin berpengaruh besar dalam kehidupan dan kesuksesannya. Sama halnya saat Anda mempelajari tentang kehidupan seorang tokoh terkemuka, Anda akan menyadari bahwa tokoh utamanya beroperasi dalam jaringan dukungan orang lain. Sangat menyenangkan untuk berpikir bahwa kita adalah satu-satunya pahlawan dalam cerita kehidupan kita, tapi kita berada di tengah-tengah kota, perusahaan, keluarga, dan masyarakat umum, sejumlah besar orang-orang yang membentuk, membantu, dan kadang menyakiti diri kita. Mustahil untuk memisahkan seseorang dari lingkungannya. Tidak ada cerita tentang prestasi seseorang yang boleh dipisahkan dari konteks sosial yang lebih luas.
Cerita tentang seseorang yang sukses sendirian mungkin hanya sebuah mitos, tapi pepatah tentang -There is no “I” in “team” -  juga salah. Tentu ada “saya” dalam sebuah “tim”. Sebuah tim terdiri dari individu-individu yang memiliki kelebihan dan kemampuan masing-masing. Michael Jordan membutuhkan timnya, tapi tidak ada yang akan membantah bahwa dia lebih krusial untuk kesuksesan Chigaco Bulls jika dibandingkan dengan rekan satu timnya, dan satu “apel busuk” dalam tim yang sama kuatnya bisa merusak permainan keseluruhan tim. Riset menunjukkan bahwa sebuah tim dalam dunia bisnis cenderung memiliki performa sama setingkat dengan anggota tim yang paling jelek. Talenta individual dan kerja keras Anda mungkin tidak cukup untuk mencapai kesuksesan, tapi tentunya sangat dibutuhkan.
Versi yang berbeda tentang kesuksesan adalah seorang individu dan tim berpengaruh. “Saya” saja atau “Kita” saja adalah pilihan yang salah. Keduanya harus dimiliki. Kesuksesan karir Anda tergantung pada kemampuan individu dan kemampuan jaringan yang Anda miliki untuk memperbesarnya.
Bayangkan “Saya (I)” dipangkat dengan “Kita (We)”. Kekuatan seorang individu ditingkatkan secara eksponen dengan bantuan dari sebuah tim (jaringan). Tapi sama halnya dengan 0 dipangkat dengan 100 manghasilkan nol, tidak ada tim tanpa individual di dalamnya.

Inilah Saran Agar Kemitraan Bisnis Bisa Berjalan Langgeng



Agar rekanan bisnis bisa berjalan langgeng ada dua hal terpenting yang harus Anda pahami. Yenni Sujono, yang telah bekerja sama dengan Martha Tilaar Group dan membuka tiga outlet Martha Tilaar Salon Day Spa di Jakarta, berbagi tips seputar menjalin rekanan bisnis atau memiliki bisnis waralaba (franchise).
"Yang pertama adalah menaati SOP (standard operating procedure) yang ada. Mengikuti apa yang ada dalam manajemen dan SOP adalah penting karena dalam SOP terdapat acuan dan patokan yang harus diikuti," jelas Yenni saat pembukaan outlet spa terbarunya di kawasan Tendean pekan lalu.
Yenni mengaku bahwa SOP itulah yang menjadi panutannya dalam menjalankan dan meneruskan bisnis, bahkan dia banyak belajar melalui SOP tersebut.
Saya yang tidak mengerti tentang bisnis spa jadi belajar melalui SOP," kata Yenni yang dinobatkan sebagai The Best Franchisee 2013 dari Majalah Info Franchisee kategori Spa.
Sementara yang kedua, menurut Yenni, adalah komunikasi. Bagi Yenni, komunikasi dalam menjalin kerja sama bisnis sangatlah penting. Jika ada suatu masalah terjadi, hal itu harus dikomunikasi ke rekan bisnis.
Saya selalu menyampaikan keinginan atau usul saya kepada Mbak Wulan (Tilaar) dan tim,ujarnya singkat. (bn/kabar24.com)

7 Basic Digital Skills yang Harus Anda Kuasai di Era Smartphone

Copas dulu


Dalam era digital dan smartphone seperti saat ini, kecakapan digital yang bersifat basic mungkin harus dikuasai. Setidaknya jilka Anda sudah lulus pendidikan sarjana S-1, maka 7 basic digital skills ini kudu bisa dipraktekkan.
Gaptek atau gagap teknologi mungkin masih bisa dimaafkan jika disampaikan 15 tahun silam. Not now. Menjadi gaptek di era smartphone hanya akan membuat kita tampak “aneh” di hadapan kecanggihan teknologi gadget.
Jangan biarkan kita hanya menjadi korban modernisasi gadget, tanpa pernah bisa menguasai 7 basic digital skills berikut ini.
So apa saja 7 basic digital skills yang layak kita kuasai? Berikut daftarnya.
Digital Skills 1 : Backing Up to the Cloud. Semoga Anda semua sudah tahu apa itu istilah cloud. Cloud computing atau komputasi awan bermakna : kita menyimpan seluruh data kita pada penyedia server seperti Dropbox atau iCloud atau Amazon Cloud Services.
Kita tak lagi harus risau saat file di laptop kita corrupt, atau flashdisk tempat kita menyimpan data hilang etah kemana. Dengan cloud, kita bisa setiap waktu mengakses seluruh file data kita, dimana pun kita berada, sepanjang ada koneksi internet.
Digital Skills 2 : Converting File Formats. Kadang kita ingin mengubah format file kita ke PDF agar tidak bisa di modifikasi oleh pengguna lain. Atau kita ingin mengubah format video dari MP3 ke format WMA agar video itu bisa juga kita akses dan nikmati.
Ketrampilan mengkonversi format file adalah ketrampilan dasar yang mungkin juga perlu dimiliki oleh digital generations.
Digital Skills 3 : Microsoft Office. Jangan-jangan ada diantara Anda yang masih belum bisa memakai powerpoint atau excel. Mudah-mudahan tidak begitu.
Microsoft Office pada akhirnya memang merupakan salah satu kejaiban dunia modern yang membuat jutaan pekerja kantoran terbantu. Tanpa ketrampilan MS Office, mungkin kita tak akan pernah bisa menyelesaikan pekerjaan dengan efektif.
Digital Skills 4 : Setting Up Website or Blog and Domain. Sesungguhnya generasi digital sejati kudu menguasai skill ini. Dengan itu, kita mungkin bisa ikut berperan sebagai “digital content creator”, dan bukan sekedar “passive digital consumer”.
Saya membayangkan, kecakapan nomer empat ini menjadi salah satu pelajaran wajib di setiap SMA; dan menjadi salah satu syarat untuk lulus sekolah.
Digital Skills 5 : HTML dan Basic Coding. Tak perlu yang terlalu canggih namun cukup yang mendasar saja. Misal : bagaimana memasang foto agar letaknya pas dengan halaman web kita.
Setelah bisa membuat blog atau web, ketrampilan basic coding yang akan membantu kita membuat tampilan blog menjadi lebih wow (misal seperti blog yang sedang Anda baca ini).
Digital Skills 6 : Personal Online Branding. Ada facebook, ada twitter dan ada juga LinkedIn. Dan mungkin personal blog yang kita punya. Atau layanan mini blog seperti about.me. Ada juga youtube dan slideshare (tempat berbagi slide presentasi).
Pertanyaannya : bagaimana kita memanfaatkan semua medium diatas untuk mempromosikan “our personal branding”. Jika orang meng-googling nama Anda, apa yang muncul di halaman pertama, dan apa saja isinya?
Anda harus bisa meninggalkan jejak digital yang kuat dan impresif. Sebab semuanya pasti akan tercatat dalam mesin Google.
Suatu saat, jejak digital yang kuat itu barangkali akan memberikan sumbangan besar bagi perjalanan karir atau kehidupan profesional Anda.
Digital Skills 7 : Digital Learning. Kita bisa memanfaatkan Facebook hanya untuk haha hihi atau juga untuk jadi arena pembelajaran yang monumental (ada begitu banyak sumber ilmu yang terbentang di balik ratusan PAGE facebook, asal kita tahu saja).
Youtube ternyata juga memiliki puluhan channel yang wow, dan menawarkan beragam ilmu yang rancak.
Kita juga bisa menggunakan twitter sekedar untuk celoteh, atau sebagai medium ampuh to learn digitally.
Dan tentu saja kita bisa membaca web sekedar untuk baca berita blah blah blah atau untuk menekuni web-web yang kaya akan ilmu pengetahuan.
Skills digital yang terakhir ini membuat kita menjadi “active digital learner” yang bisa memanfaatkan semua medium yang ada (FB, twitter, youtube, blog, slideshare) sebagai arena pembalajaran dengan mutu yang tinggi.
Demikianlah 7 Basic Digital Skills yang kiranya layak kita kuasai.
Era digital dan smartphone berjalan dengan penuh gemuruh. Dengan 7 basic skills ini, kita mungkin bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk merawat masa depan yang lebih indah.


- See more at: http://strategimanajemen.net/2013/12/01/7-basic-digital-skills-yang-harus-anda-kuasai-di-era-smartphone/#more-1377

5 Prinsip Utama Membuat Logo Usaha Yang Menarik Bagi Konsumen



Copas dari blog tetangga

Logo adalah wajah dari perusahaan anda. Logo usaha merupakan hal pertama yang diperhatikan orang dan paling sering dibayangkan oleh orang yang mendiskusikan perusahaan anda. Logo usaha adalah gambaran awal tentang siapa dan seperti apa bisnis yang anda bangun. Begitu pentingnya makna sebuah logo, tentu dalam pembuatannya harus dikerjakan dengan cermat dan penuh banyak pertimbangan. Ada lima kunci penting yang wajib anda perhatikan dalam mendesain sebuah logo usaha yang bagus, menonjol, bombastic dan efektif. Kelima poin tersebut adalah:
1. Prinsip Kesederhanaan (Simplicity)
Banyak orang berpendapat bahwa logo yang simple memiliki kekuatan yang dahsyat dalam mempengaruhi otak manusia, dalam istilah kerennya disebut "The Killer Logo". Logo perusahaan Apple (pencipta iPhone dan iPad) yang awalnya berwarna-warni diubah menjadi konsep simplicity, yakni berwarna hitam polos atau putih glossy.
2. Punya Kekuatan Memorability
Kunci penting berikutnya adalah membuat logo yang berkesan dan mudah diingat orang. Coba bayangkan jika logo Apple di atas tanpa gigitan (bite apple), mungkin akan terkesan biasa-biasa saja. Tapi dengan adanya sedikit gigitan, membuat logo ini menjadi unik, berbeda dari gambar apel pada umumnya dan yang penting memiliki daya memorability yang kuat.
3. Remarkability
Hal ke tiga yang membuat sebuah logo bisnis menjadi efektif adalah mempunyai kekuatan "remarkability", yakni tampak luar biasa dan menarik perhatian. Sebagai contohnya adalah logo mesin pencari di internet bernama TalentBin. Mesin pencari ini khusus untuk menemukan orang-orang berbakat yang ingin direkrut para perusahaan. Dalam logo promosinya, TalentBin menciptakan sosok kartoon Tupai Ungu menunggangi seekor kuda Unicorn. Meskipun tampak bod0h, namun logo tersebut punya daya tarik yang besar karena didukung oleh makna yang terkandung di dalam logo tersebut. Tupai ungu tersebut menggambarkan seorang pekerja keras (maksudnya para karyawan TalentBin) yang siap membantu anda (perusahaan yang membutuhkan kandidat terbaik).
4. Memiliki Keterkaitan dengan Brand Usaha Anda
Setiap perusahaan tentu memiliki visi, misi, dan pesan tersendiri sesuai dengan brand dan motto yang mereka usung. Oleh karena itu, dalam pembuatan logo, anda harus memikirkan hal ini. Misalnya kita ambil lagi contoh tentang logo Apple. Saat logonya dipenuhi warna pelangi (rainbow coloring), perusahaan Apple ingin memberikan kesan bahwa produk-produknya adalah sesuatu yang ceria, penuh kebebasan, dan mudah dibawa kemana-mana. Kemudian ketika mereka ingin mengubah image perusahaan dan produknya yang terkesan "sleek and futuristic", maka logonya diubah menjadi lebih simple.
5. Lakukan Survey
Hal terakhir yang sebaiknya anda lakukan untuk membuat logo yang bagus dan efektif adalah melakukan market research. Hal ini tentu akan menambah biaya dan menyita waktu anda. Tetapi, dengan memiliki gambaran awal dari respon pasar terhadap bagus tidaknya logo usaha anda, maka kemungkinan anda mengambil keputusan yang keliru akan dapat diminimalisir. (bn/kerjausaha)